Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konfusianisme Lanjutan

Melanjutkan pembahasan mengenai metode Konfusianisme jadi cara berpikirnya tidak argumentatif,tidak pakai dalil-dalil yang rasional mendalam namun praktis terkadang menggunakan kiasan,sindiran,dan di ulang-ulang (tautology), maka tidak perlu argumentatif karena ketika dicermahkan persuasif. Bagaimana orang bisa terdorong mengikuti apa yang dikatakan dan itulah yang dilakukan oleh Konfusius yah memang mirip seperti caranya Socrates hanya kalau Socrates argumentatif orang di ajak mikir kemudian dengan pikirannya pada akhirnya menyimpulkan, kalau konfusius tidak begitu jika digambarkan dengan kondisi saat ini ngomong dengan menggunakan retorita (diulang-ulang) dengan begitu orang bisa ikut gagasan-gagasanya (persuasif) tidak perlu mendalam intinya orang tertarik.

Memang beberapa gaya filsafat timur bisa dikatakan begini orang di buat wow terlebih dahulu alias terpesona diawal wah indah sekali ya,bagus sekali ya,maka dengan begitu tidak usah lagi berpikir mendalam,buat terpesona terlebih dahulu maka orang akan ikut apa yang akan dikatakan. Atau bisa digambarkan dengan menggunakan retorika yang bagus walhasil orang akan ikut. Kalau kamu mempunyai teknik ini jadilah penceramah sudah tentu akan laku,karena apa? Bisa mempersuasi orang, tidak harus dari pikiranmu karena tidak begitu penting penceramah cerdas yang terpenting argumentasinya mendalam,mampu menarik orang,entah dengan cara membuat orang tertawa,atau sangat wow,pokoknya bagaimana caranya orang tertarik jika sudah begitu barulah memasukan ideologimu.

Sangat berbeda kan dengan caranya Socrates,karena Metodenya Socrates lebih dialektis yah lebih menggunakan akal kemudian nan argumentasi. Kemudian juga yang patut diketahui ciri kedua Konfusius itu tidak antroposentris melainkan humanis karena kalau antroposentris terlalu manusia,dengan kata lain jika humanis memihak manusia namun tidak atau segalanya alias sisi-sisi kemanusiaanya. Atau beginilah ada sisi-sisi manusia yang dianggap negatif maka harus disisihkan. Dari itu kita dapat mengetahui bedanya antroposentrisme dengan humanisme.





Kalau di antroposentisme semua yang ada pada diri manusia harus diberdayakan (manusia adalah rajanya) tapi kalau humanisme yang dibela,diperjuangkan adalah sisi-sisi kemanusiaannya. Dan jangan salah banyak filusuf barat yang terpengaruh oleh ajaran-ajaran konfusius. Contoh yang paling terkenal terpengaruh oleh ajaran-ajaran konfusius adalah voltaire,bau konfusiusnya sangat menyengat. Atau Revolusi Perancis yang mempunyai tiga prinsip (Persaudaraan,Kesetaraan,Kebebasan) ini juga terpengaruh oleh ajaran-ajaran Konfusius.

Bahkan Deklarasi Independentnya Amerika katanya Thomas Jafferson jika diteliti itu sebenarnya banyak terpengaruh oleh ajaran-ajaran konfusius, dan memang sampai hari ini Konfusiusnisme atau Konghuchu banyak hidup di daerah asia-asia timur seperti Singapura,Vietnam,Indonesia meskipun minoritas,Taiwan,Tiongkok,juga termasuk jepang. Dan di negara-negara itu perlu diketahui pula tanggal wafatnya Konfusius 28 September dijadikan hari libur Nasional diperingati sebagai hari guru.

Jadi metodenya Konfusius mirip dengan Socrates turun ke jalan-jalan cuman Konfusius tidak argumentatif melainkan persuasif,dengan ajaran-ajarannya yakni titik tekanya pada humanisme yang tidak antroposentrisme di sisi etika politiknya. Maka dari itu Konfusius menggagas stabilitas sosial yang etis yakni dunia sosial yang tertib dan teratur Cuma jalurnya adalah etika bukan aturan. Karena aturan itu formal mudah dilanggar ya memang orang ikut aturan hampir dapat dipastikan bukan karena kesadaran. Dunia sosial jika ingin tertib orang mengikuti aturan karena kesadaran (Etis).

 Fokus Pemikiran Konfusianisme

  • ·         Mengembalikan Tertib dan Stabilitas Sosial
  • ·         Merumuskan Satu Sistem Sosial Yang Etis
  • ·         ”Hanya ketika karakter kita mantap maka keluarga kita akan tenteram; hanya ketika keluarga tenteram maka Negara akan teratur

Contoh orang tidak maling bukan karena ada undang-undang yang akan menghukum perbuatan maling melainkan dari dirinya sudah memahami itu adalah perbuatan yang merugikan orang lain. Itu adalah tertib sosial yang lahir dari kesadaran etis. Bukan lahir dari paksaan norma,aturan. Nah begitulah maksudnya Pemikiran Konfusius sehingga nantinya juga dijadikan Undang-undang dibeberapa Dinasti-dinasti Tiongkok. Yah meskipun ada juga Kaisar-kaisar tertentu yang membasmi ajaran-ajaran Konfusius.

Secara alurnya karakter diri mantap,keluarga tenteram,berlanjut level negara, karena memang kalau karakter diri sudah bagus maka kehidupan keluarga akan tertib dan jika keluarga sudah tertib,tenteram negara juga akan mengikuti.

Dasar Pemikiran Konfusius

  • Ø  Konfusius juga percaya bahwa dunia ini dibangun atas dasar-dasar moral. Jika masyarakat secara moral rusak,maka tatanan alam tersebut juga akan terganggu sehingga terjadi perang,banjir,gempa dan sebagainya.
  • Ø  Dia juga percaya bahwa seseorang itu asalnya adalah baik dan akan kembali ke sifat baik.
  • Ø  Orang juga tidak memerlukan juru selamat, tetapi yang dibutuhkan oleh umat manusia adalah guru yang berbudi,dan melakukan dengan sungguh-sungguh ajarannya, serta menjadi contoh teladan bagi orang-orang lain, seperti yang telah diceritakan dalam Analekta 2:13 bahwa ’pertama-tama dia mempraktekkan apa yang dia ajarkan,dan kemudian mengarjkan apa yang dia praktekkan’.
  • Ø  Konfusius sendiri menyatakan bahwa dirinya adalah seorang guru seperti tersebut yang diangkat oleh Tuhan.

Secara penjelasan yang pertama hidup ini adalah tiangnya adalah moral ini adalah peryantaan ratusan tahun sebelum imanuel kant (masyarakat tertib itu tiangnya adalah moralitas) kalau moralitasnya rusak kehidupan akan rusak bahkan alam semesta akan meresponya dengan kerusakan seperti gempa bumi,banjir,perang. Semua bencana itu porosnya ada pada rusaknya moralitas. Hubungan ya apa? Kalau di Konfusius ada kolerasinya pada rusaknya moral entah langsung atau tidak langsung.

Dalam filsafat timur alam semesta kita ini hidup secara harmonis karena diantara variable alam semesta adanya manusia. Harmoni ini jika salah satunya rusak yang lain juga akan terpengaruh menjadi tidak seimbang. Sudah terbukti dengan keadaan saat ini banyak manusia yang sudah rusak secara moralitas tinggal timbal baliknya yang terjadi. Coba saja di kroscek secara fisika,biologi,dll dimana intervensi manusia sehingga menyebabkan alam meresponya dengan bencana?

Maka hampir semua filusuf timur itu mengarahkan kepada perbaikan moralitas, (hidup yang benar terlebih dahulu barulah memikirkan yang lain). Penjelasan kedua manusia itu awalnya baik tidak ada yang jahat karena orang yang jahat itu sebetulnya menyeleweng dari fitharnya sebagai orang baik. Jadi dari asalnya baik harus disadarkan terus,diajarkan terus mengenai kehidupan yang baik. Agar hidup baik tertatur jangan sampai sesat. Namun kalau ada orang tersesat jangan di salahkan,dicaci maki,mau contoh kalau kamu sedang mencari jalan kemudian tersasar kemudian bertanya? Apakah harus dicaci maki?.

Kemudian penjelasan yang ketiga orang tidak memerlukan juru selamat namun yang dibutukan adalah guru yang menyelamatkan,mengingatkan,moralitasnya tinggi tidak cuman ngomong tapi bisa memberikan contoh teladan. Kalau kamu cari guru jangan hanya yang pinter ngomong,jago ceramah,carilah guru yang berbudi (bahasanya Konfusius) karena apa berbudi itu mampu mempraktekkan atas apa yang diajarkan dan bisa mengajarkan apa yang di praktekkan. Ah kan itu barulah layak dijadikan guru. Dan sangat layak bisa menuntunmu sampai membenahi moralitasmu.

Contohnya kalau mengingatkan mu ke suatu daerah ya ia juga harus pernah ke daerah tersebut,tidak hanya jago ceramah, tiap hari ceramah kita harus sabar namun ia sendiri emosian,tempramental. Penjelasan yang terkahir jika ada guru yang mampu memberikan,menjadi contoh dari ucapan sampai mampu mempraktekan atas apa yang telah di ucapkan bahwasanya yang mengangkatnya menjadi guru bukan pemerintah sebetulnya melainkan Tuhan langsung. Atau dapat dikatakan guru yang di wisuda langsung oleh Tuhan,secara makna adalah guru yang bisa mempraktekkan kebenaran,menjalankan moralitas serta mampu mengajarkannya.

Ada banyak orang yang mempraktekkan kebenaran,menjalankan moralitas,tetapi tidak mampu mengutarakannya,berbicaranya,ada pula yang hanya pandai bicara saja namun tidak bisa menjalankan,kedua-duanya bukanlah guru. Dikarenakan seorang guru itu bisa menjalankan juga bisa mengutaraknnya,menjelaskannya. Dan untuk kategori orang yang seperti itu yang mewisuda bukanlah pemerintah tetapi Tuhan langsung. Atau dapat disebut pewaris para Nabi,yang mentransmisikan ajaran-ajaran kebaikan,membereskan moralitas umat.

KONSEP-KONSEP UTAMA KONFUSIANISME

  • ·         Zhengming (pembenaran/penegakan nama, rectifaciton of names);
  • ·         Yi (Kebajikan,budi, righteousness);
  • ·         Ren (kebaikan manusiawi, human heartedness), yang diurai menjadi;

Ø  Zhong (hati Nurani untuk orang lain,consientousness to others)

Ø  Shu (sikap mementingkan orang lain,altruism); dan

Ø  Xiao (respek,rasa hormat,filial piety);

  • ·         Li (ritual,Prosedur,rites);
  • ·         Tianming (perintah langit,nasib,fate)

 

Zhengming,Pembenaran,Penegakan nama

  • ·         Prinsip ini pada dasarnya adalah prinsip identitas seperti dalam filsafat Aristoteles; setiap realitas mempunyai nama (identitas). Jika nama itu digunakan secara tidak benar atau campur aduk, kita akan mendapatkan kekacauan dalam segala hal.
  • ·         Konfusius mengatakan : ”biarkan penguasa adalah penguasa, menteri adalah menteri, bapak adalah bapak, dan anak adalah anak.” Interpretasi antropologisnya adalah: setiap orang harus menjalankan peran sesuai dengan status yang didukungnya.
  • ·         Sasaran dari penegakan nama atau rectifacition of names yang seperti sepele nampaknya itu sebenarnya merupakan upaya menyesuaikan identitas dengan struktur dari realitas. Realisasi yang sesungguhnya dari penegakan nama (rectifacition of names) terjadi sebagai penegakan perilaku (rectifaciton of behavior). Jika perilaku kebanyakan orang bisa ‘diluruskan’, maka perilaku masyarakat pada umumnya juga akan tertib dan damai. Pada akhirnya yang hendak dicapai adalah memang suatu tatanan organisatoris masyarakat yang tertib dan teratur yang berpangkal pada disiplin pribadi.

Secara penjelasannya adalah berperilakulah sesuai identitas dirimu jangan berperan ganda bahkan dicampur adukan,karena jika tidak sesuai peran dengan identitas diri akan menabrakkan diri dengan realitas waktu hingga berefek,berdampak buruk dikemudian hari. Lebih buruk lagi akan menjadi masalah secara lingkup sosial.

 

Kebenaran/Kebajikan-Yi

  • Ø  Yi umumnya diartikan sebagai menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kewajiban dan kepantasan,
  • Ø  Yi berarti keadaan yang seharusnya terjadi yang merupakan amar tanpa syarat.
  • Ø  Setiap orang mempunyai hal-hal tertentu yang seharusnya ia lakukan demi hal-hal itu sendiri yang ditinjau dari sisi moral merupakan hal yang harus dikerjakan karena benar. Jika orang mengerjakan hal itu karena pertimbangan lain terletak diluar dibidang moral, walaupun ia mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan, namun perbuatannya tersebut tidak lagi merupakan perbuatan yang adil/lurus.
  • Ø  Konfusius sendiri, ”Seorang Junzi hanya mengerti akan kebenaran, sebaliknya seorang rendah budi hanya mengerti akan keuntungan”.

Maka kebajikan itu mix antara kebenaran,keadilan,kewajiban serta kecerdasan, maksudnya adalah kebajikan itu kamu menjalani kehidupan dengan dasar kebenaran,keadilan,kewajiban,hingga kepantasan. Artinya jika itu sudah semua dilaksanakan tandanya kamu orang yang bajik,bijaksana. Syaratnya hanya satu kalau kata konfusius tanpa pamrih (pamrihnya ya hanya karena ingin meneggakan kebenaran,keadilan,kewajiban,sampai pada level kepantasan) diluar dari lingkup itu tidak.

Contoh kok kamu rajin sekali ya? Alasanya apa? Tidak ada alasan dikarenakan rajin itu memang bagus, kok kamu murah hati sekali ya? Kenapa kamu bisa begitu? Tidak ada kenapa nya ya karena memang murah itu bagus dan memang baik,itulah tuntutan moral nah itu nantinya oleh imanuel kant disebut impeative kategoris. Tidak ada argumenya dan tidak juga perlu dasarnya,tidak ada tujuanya bahkan terus hingga tidak perlu pamrihnya.

Jadi kebajikan adalah ketika kamu menenggakan kebenaran,keadilan,kewajiban,kepantasan tanpa pamrih barulah dapat disebut orang baik. Tetapi kalau ada pamrihnya tidak bisa disebut orang baik. Semisal kok kamu mau-maunya si ngaji terus dimasjid? Alasanya apa? Gak ada alasanya karena ngaji itu baik, kalau ah daripada nganggur ah itu ada pamrihnya berarti.

Ren, Kebaikan Manusiawi.

  • ·         Ren merupakan kebajikan dalam memenuhi kewajiban seseorang terhadap sesamanya dan sering diterjemahkan sebagai ’kebaikan’ atau ’kemanusiaan’.
  • ·         Golden Rule ”orang harus selalu memperlakukan orang lain sebagaimana dia mau bagaimana orang lain memperlakukan dirinya.” dan Silver Rule: ”jangan peranh terapkan pada orang lain, apa yang kau tidak mau dilakukan terhadap dirimu.”
  • ·         Kebajikan bertumpu pada harmoni dalam hubungan dengan orang lain yang dihasilkan oleh praktik etis melalui proses identifikasi dari kepentingan diri dan kepentingan orang lain.
  • ·         Meski begitu, sikap itu bukan syarat,karena juga menyangkut soal keadilan. Ketika ditanya, apakah perbuatan batil harus dibalas dengan kebaikan, konfusius kabarnya balik bertanya: lantas kebaikan itu dibalas dengan apa? Karena itu dia ada mengatakan: ”Balaslah yang jahat dengan keadilan, dan balaslah kebaikan dengan kebaikan.”
  • ·         ”jika penguasa tidak punya ren, akan sulit mengharapkan bahwa rakyat tidak menjadi bringas.”

Dalam hal ini Ren bersifat sosial,hidup berinteraksi dengan orang lain rumusnya hanya dua Golden rule dan silver rule, Golden rule adalah perlakukan orang lain sebagaimana ingin dirimu diperlakukan. Silver rule jangan melakukan pada orang lain atas apa-apa yang dirimu tidak ingin melakukan pada dirimu. Itulah rumus paling dasar jika dirimu ingin interaksi dengan orang lain.

Kamu tidak perlu belajar etika sosial,cara hidup bersama orang lain, jika kamu mau bisa hidup dimana saja jika memahami,mengerti dengan dua rumus tersebut Golden rule&Silver rule. Dan dua hal itu yang menjadi landasanya teori-teori mengenai Ham,etika. Contoh kalau kamu senang orang jujur denganmu maka berlakulah jujur pula dengannya. Kalau kamu tidak suka dibohongi ya kamu jangan berlaku bohong dengannya.

KESUSILAAN- Li

  • ·         Pada masa sebelum Konfusius, Li berarti kurban dalam upacara persembahan kurban untuk memenuhi kehendak langit. Upacara atau ritual semacam ini merupakan bagian dari peradaban China yang terlah berlangsung selama ribuan tahun.
  • ·         Konfusius kemudian memperluas makna kata Li dengan pengertian baru yaitu kepatutan atau kepantasan perilaku terhadap orang lain. Pengertian ini memiliki arti sangat luas yang meliputi nilai-niali etika, tata-krama, budi pekerti, kesopnanan, norma sosial dan moral. Jika harus diartikan dalam satu kata, maka kata yang tepat adalah Kesusilaan.
  • ·         Bagi Konfusius segala sesuatu yang berhubungan antara manusia dan manusia yang lain harus diatur menurut Li.

Ø  Seperti Yin dan Yang, Li dan Ren tidak dapat dipisahkan. Li adalah manifestasi sosial dari Ren, dan Ren adalah ruh dari Li.

BIJAKSANA-Zhi

·         Zhi secara harafiah artinya kearifan atau kebijaksanaan, juga berarti kecerdasan atau kepandaian.

§  ”Bila melihat seorang yang bijaksana, berusahalah menyamainya dan bila melihat seorang yang tidak bijaksana,periksalah dirimu sendiri”

§  ”Bila melakukan kesalahan, jangan takut untuk memperbaikinya”

§  ”Bila kamu tahu berlakulah sebagai orang yang tahu, bila kamu tidak tahu katakanlah bahwa kamu tidak tahu. Itulah yang disebut mengetahui”

§  ”Orang yang suka cinta kasih (Ren) tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat bodoh. Orang yang suka kebijaksanaan (Zhi) tetapi tidak suka belajar maka akan menanggung cacat kalut jalan pikiran”

LAYAK DIPERCAYA- Xin

  • ·         Xin secara harafiah artinya dapat atau layak dipercaya dan dapat juga berarti surat.
  • ·         Jika manusia konsisten dengan kata-katanya maka iya layak dipercaya.
  • ·         Berikut adalah Konfusius tentang konsep Xin, sebagai berikut :

Ø  ”Seorang yang tidak layak dipercaya entah apa yang dapat dilakukan? Itu seumpama kereta besar yang tidak mempunyai sepasang gandaran atau seumpama kereta kecil yang tidak mempunyai sebuah gandaran, entah bagaimana menjalankannya?”

Ø  Ketika ditanya soal pemerintahan Konfusius menjawab: ”Harus cukup makan, cukup persenjataan, dan ada kepercayaan rakyat.” ketika ditanya jika terpaksa ada yang tidak dapat dipenuhi dari ketiga hal tersebut yang mana dapat dilewatkan Konfusius menjawab, ”Persenjatan dapat dilewatkan”. Ketika ditanya mana yang dapat dilewatkan jika masih ada yang tidak dapat dipenuhi dari dua yang tersisa Konfusius menjawab, ”Lewatkanlah makanan. Semenjak jaman dahulu selalu ada kematian; tetapi tanpa kepercayaan rakyat,negara tidak dapat berdiri.”

 

 

 

TAKDIR-Tian Ming

  • ·         Huruf Tian ( ) berasal dari huruf Da ( ) yang artinya besar, ditambah satu garis diatasnya menjadi Tian ( ), yang artinya yang paling besar adalah langit. Maka Tian ( ) secara harafiah artinya Tuhan, Surga, atau Langit sebab dialah yang paling besar.
  • ·         Kata Ming ( ) berasal dari gabungan dua kata, yaitu kata Kou ( ) yang berarti mulut dan Ling ( ) yang berarti perintah atau komando. Gabungan dua kata tersebut menghasilkan Ming ( ) artinya: hidup, nyawa, nasib, takdir, perintah, titah.
  • ·         Sementara jika huruf Tian dan Ming digabungkan artinya menjadi: kehendak Tuhan, takdir, mandat dari Tuhan.

Manusia Budiman - Jun Zi (   )

  • ·         Jun Zi jika harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah manusia budiman, susilawan, seorang manusia dengan seluruh kebijakan dan keagungannya. Padanan kata dalam bahasa Inggrisnya adalah gentleman. Menjadi Jun Zi adalah idealisme moral manusia tertinggi yang harus dicapai dalam Konfusianisme.
  • ·         " Seorang Jun Zi memegang kebenaran sebagai pokok pendiriannya, kesusilaan sebagai pedoman perbuatannya, mengalah dalam pergaulan dan menyempurnakan diri dengan sikap dapat dipercaya. Demikianlah Jun Zi".
  • ·         "Seorang Jun Zi menuntut diri sendiri, seorang rendah budi menuntut orang lain".
  • ·         "Seorang Jun Zi bukan alat". "Seorang Jun Zi mengutamakan kepentingan umum, bukan kelompok; seorang rendah budi mendahulukan kelompok; bukan kepentingan umum".
  • ·         "Seorang Jun Zi mau berlomba tetapi tidak mau berebut, mau berkumpul tetapi tidak mau berkomplot".
  • ·         "Seorang Jun Zi tidak memuji seseorang karena kata-katanya, dan tidak menyiakan kata-kata karena orangnya".







Lima Norma Kesopanan - Wu Lun (   )

Lima norma kesopanan dalam masyarakat terdiri dari San Gang ditambah dua norma lainnya, yaitu hubungan antar saudara dan hubungan antar teman.

  • 1)      Seorang raja dengan para menterinya, atau antara seorang atasan dengan para bawahannya.
  • 2)      Seorang ayah dengan anaknya.
  • 3)      Seorang suami dengan istrinya.
  • 4)      Seorang kakak dengan adik.
  • 5)      Seorang teman dengan teman

            Dalam Ajaran Kongusianisme Mengenal :

a)              Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

1.              Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)

2.              Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)

3.              Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)

4.              Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)

5.              Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)

6.              Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)

7.              Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)

8.              Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

b)      Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):

1.                   Ren - Cintakasih

2.                   Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban

3.                   Li - Kesusilaan, Kepantasan

4.                   Zhi - Bijaksana

5.                   Xin - Dapat dipercaya

 

c)      Lima Hubungan Sosial (Wu Lun):

1.                   Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan

2.                   Hubungan antara Suami dan Isteri

3.                   Hubungan antara Orang tua dan anak

4.                   Hubungan antara Kakak dan Adik

5.                   Hubungan antara Kawan dan Sahabat

 

d)     Delapan Kebajikan (Ba De):

1.                   Xiao - Laku Bakti

2.                   Ti - Rendah Hati

3.                   Zhong - Satya

4.                   Xin - Dapat Dipercaya

5.                   Li - Susila

6.                   Yi - Bijaksana

7.                   Lian - Suci Hati

8.                   Chi - Tahu Malu

 


 

 

Posting Komentar untuk "Konfusianisme Lanjutan"