"Kritik Terbesar terhadap Stoikisme: Apa yang Sering Diabaikan?
Kritik Terbesar terhadap Stokisme: Apa yang Sering Diabaikan? gambar : gorbysaputra.com |
stoicism atau stoikisme mengalami pertumbuhan tinggi dalam masyarakat dan populer kembali mengisi budaya pop kita dan ini mungkin dikarenakan tingginya ketidakpastian zaman modern dan berkembangnya tentangan kesehatan mental. terutama dalam generasi terbaru stoisisme menawarkan cara pandang yang menenangkan dengan bantuan perkembangan budaya safhub dan pengembangan diri banyak influencer-influencer menggunakan media sosial untuk mengajarkan prinsip prinsip stoicism untuk mengatasi stres,kecemasan dan juga tekanan hidup.
Penulis seperti Ryan holiday dengan bukunya di obstacle is the way dan juga the daily stoic dan juga penulis Indonesia Henry manampiring dengan bukunya filosofi teras di Indonesia juga ikut serta mempopulerkan kembali filsafat helenistik ini.
Namun meskipun stoisisme menawarkan banyak manfaat dalam menghadapi tantangan hidup. popularitasnya yang meningkat juga memunculkan beberapa masalah dan masalah-masalah ini bisa kita bagikan
menjadi dua, yaitu:
- yang pertama masalah interpretasi
- dan yang kedua masalah dalam stoikisme itu sendiri.
Untuk menjelaskan masalah interpretasi saya (Gorby Sapura) akan memberikan klarifikasi terhadap konsep-konsep yang ada dengan merujuk langsung pada teks-teks filosofis Stoiksisme. sementara itu untuk membahas masalah yang ada dalam stoiksisme itu sendiri saya akan mengajukan antitesis berdasarkan kritik dari Friedrich Nietzsche terhadap stoiksisme.
Stoicism Is A Philosophy, Not Just A Tool
Untuk time Stamp atau memudahkan anda membacanya, anda bisa melihat pada daftar isi,untuk melompat kebagian menurut kamu paling menarik. Pernahkah kamu membaca atau menonton kalau kita melihat berdasarkan konten-konten yang tersebar yang mengajarkan mengenai Stoicism. Kebanyakan yang dibahas dan ditekankan adalah mengenai teknik coping psikologis.
untuk menjalani kehidupan yang lebih tenang banyak sekali orang-orang membahas mengenai stoicism hanya sekedar membahas mengenai teknik-teknik dalam mengendalikan emosi, mengatasi stress, tekanan emosional, mengatasi masalah menjaga ketenangan batin atau menghindari keterikatan pada hal-hal eksternal.
memang dalam tradisi stoik itu diajarkan tapi bukan sebagai strategi coping psikologis, tapi justru sebagai cara untuk mencapai kehidupan yang berbudi luhur banyak sekali praktik-praktik stoik diajarkan seperti dikotomi kendali yang mengajarkan mengenai perbedaan apa saja yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa kita kendalikan?. untuk menghilangkan rasa cemas atau frustasi.
amor fati yang mengajarkan untuk mencintai takdir digunakan untuk menerima segala peristiwa baik dan buruknya.
premeditation malorum yang mengajarkan untuk membayangkan kemungkinan terburuk digunakan sebagai strategi untuk mengatasi kecemasan. memento Muri yang mengajarkan untuk mengingat kematian digunakan untuk mengurangi rasa takut akan kegagalan. dan masih banyak lagi stoicism memang memiliki banyak kesamaan dengan beberapa prinsip dalam psikologi modern terutama CBT (Cognitive Behavior Therapy) yang mungkin saja memang yang terinspirasi dari stoisisme.
seperti dikotomi kendali atau premeditatiomalorum yang mirip dengan exposure terapi atau Cognitive rehearsal, dalam cbt dan yang lainnya karena memang relevan dalam menghadapi tantangan kesehatan modern. sebenarnya tidak menjadi masalah ketika praktik-praktik stoicism digunakan untuk membantu kehidupan sehari-hari dalam menghadapi tantangan hidup.
tapi yang menjadi masalah adalah pereduksian stoicism menjadi hanya semacam alat dan bukan tujuan untuk dirinya sendiri. mereduksinya hanya sebagai tongkat yang ditemukan di internet dan bukan sebagai filsafat. karena dengan begitu banyak sekali penyederhanaan yang berlebihan terjadi yang malah membuat
orang-orang mengabaikan konsep-konsep penting dan kedalaman filosofis dari stoicism. dan juga memberikan kesalahpahaman besar mengenai tujuan hidup menurut stoy dan banyak sekali ketidakpahaman ini malah mengarah ke pengajaran yang salah. dan justru membuat kesesatan dan bahkan lebih parah penghancuran pemikiran seseorang yang bisa saja mengarah pada penghancuran kehidupannya sendiri.
banyak kesalahpahaman yang terjadi dengan kata filsafat dan juga persepsi orang-orang ketika kata itu muncul apalagi di zaman modern ini.
filsafat modern sudah berubah bentuk menjadi cara berpikir atau cara bertanya daripada seperti filsafat klasik dulunya yang lebih menekankan filsafat sebagai cara untuk hidup atau semacam Art of living.
memikirkan filsafat hanya sebagai cara berpikir saja sudah salah apalagi mereduksinya menjadi hanya sebagai alat untuk mencapai sesuatu seperti yang dilakukan oleh kebanyakan Influencer dan manusia modern sekarang.
Lucius Annaeus Seneca, sendiri memperjelas ini Dengan mengatakan "dia (sang filsuf) adalah orang yang pada kenyataannya mengetahui hal yang paling
mendasar yaitu Bagaimana menjalani hidup ia" atau "filsafat membentuk dan membangun kepribadian mengatur hidup seseorang mengarahkan perilaku seseorang menunjukkan apa yang harus dilakukan dan Apa yang sebaiknya dihindari serta menjaga seseorang tetap berada di jalur yang benar ketika terombang Ambing di lautan yang berbahaya tanpa itu seseorang bisa menjalani hidup bebas dari rasa takut dan kekhawatiran".
banyak sekali orang yang merendahkan filosofi ini bukan Sebagai panduan dalam hidup tapi sebagai alat untuk mencapai quote-unquote kesuksesan pada isme-isme lainnya yang dia percayai. dalam dunia dengan konstruksi sosial kapitalisme sekarang bisa diasumsikan bahwa kebanyakan orang-orang yang menggunakan stoicism sebagai alat adalah untuk pengejaran akan kapital sebagai tujuan utamanya dalam hidup.
selama abad ke-20 dan mungkin sampai sekarang kapitalisme telah mengubah individu menjadi konsumen aktif, membuat masyarakat melihat kesuksesan dan kebahagiaan melalui kepemilikan barang-barang material yang lebih banyak.
banyak sekali orang menggunakan stocism sebagai alat untuk produktivitas dan kesuksesan finansial. kita bisa melihat ini dalam komunitas-komunitas penyembah uang. mereka merendahkan stoicism sebagai filsafat menjadi semacam hack untuk produktivitas untuk membuat mereka menghilangkan stres dan tetap fokus mencapai tujuan profesional dan bisnis mereka.
dan ini salah besar, stoicism sangat sangat melarang hal tersebut menjadikan itu sebagai bentuk tujuan yang baik untuk kehidupan yang baik adalah kesalahan total dan penghinaan terhadap filsuf filsuf stoa mereka menjelaskan :
"bukanlah orang yang memiliki terlalu sedikit yang miskin melainkan orang yang menginginkan lebih banyak. Apakah kamu bertanya apa batas yang tepat untuk kekayaan pertama memiliki apa yang diperlukan dan kedua memiliki apa yang cukup".
"kamu bukanlah Tuan atas dirimu sendiri melainkan harta bendamu yang menguasa lepaskan mereka jadilah bebas dan Berhentilah menjadi Budak".
"Lihatlah kembali ke masa lalu dengan kerajaan-kerajaan yang silih berganti bangkit dan runtuh dan kamu bisa meramalkan masa depan juga apa yang seharusnya dihargai? bukan kekayaan, bukan ketenaran, bukan kepemilikan semua itu adalah hal yang fana" .
dan mengatakan diri sendiri sebagai stoik dengan pengajaran terhadap duit dan ketenaran sebagai penentu kehidupan adalah hipokrit atau munafik. paling dibenci oleh para filsuf stoik. berpura-pura menganut sebuah filsafat agar dilihat orang-orang sebagai orang yang keren atau mungkin karena fomo. karena semua orang sedang membicarakan itu sangatlah menjijikkan.
Epictetus mengatakan :
"jangan Jelaskan filosofimu hidupilah itu jika tidak kamu tidak berbeda dari seorang aktor di atas panggung yang memerankan sosok orang bijak".
"seorang yang hidup berbeda di depan umum dan secara pribadi tidak memiliki kebenaran dalam dirinya jadilah apa yang kamu tampakkan. dan tampakkanlah apa yang kamu ada".
"lebih baik menjadi dirimu sendiri dengan segala kekuranganmu daripada berpura-pura menjadi seseorang yang tidak pernah kamu jadi. hidup dalam kebenaran lebih baik daripada hidup dalam kebohongan yang nyaman."
menggunakan stoisism sebagai filsafat dan mengatakan diri sendiri sebagai seorang stoik dan menjadikannya sebagai tangga untuk mencapai ketenaran dan duit yang banyak tidak lebih hanyalah seorang hipokrit. seorang aktor yang bermain-main sebagai orang yang bijak tanpa tahu apa itu kebijakan yang sebenarnya.
entah bagaimana cara orang bermuka dua seperti itu tidur di malam harinya dengan tingkah laku dan kata-katanya yang bertolak belakang dengan keras hanya demi ketenaran tidak ada bedanya dari seorang badut yang haus akan perhatian dan sumbangan.
yang bukan seorang hipokrit dalam menjalani stoicism adalah mereka yang memiliki pandangan bahwa kebajikan adalah tujuan utama dari stoik, bukan kekayaan ataupun ketenaran bukan haus akan pujian. tapi memang benar-benar menghidupi manusia bijak itu sendiri.
Seneca menuliskan :
"filsafat mengajarkan kita untuk bertindak bukan berbicara ia menuntut setiap orang untuk hidup sesuai dengan prinsipnya sendiri, agar hidupnya tidak bertentangan dengan kata-katanya dan lebih jauh lagi, agar kehidupan batinnya memiliki satu warna, tidak bertentangan dengan semua tindakannya".
ketika stoicism direduksi menjadi hanya sekedar alat untuk mencapai tujuan sukses dalam isme-isme lainnya terutama kapitalisme, esensi dari pengajaran kebajikan dan kehidupan kidupan yang rasional hilang total fokus dalam nilai moral dan prinsip-prinsip kebajikan yang diajarkan oleh stoicism jadi tidak relevan lagi.
dan juga stoicism tidak bisa lagi dikatakan sebagai filsafat, dikarenakan Itu Tujuan utama dari stoicism adalah dengan hidup selaras dengan alam dan praktik yang dilakukan untuk mencapai itu adalah dengan mengejar kebajikan.
dan semua ini etika mereka berdasar pada teologi kosmologi. mereka dikarenakan mereka percaya bahwa untuk hidup yang baik adalah dengan hidup selaras dengan alam. kosmologi stoik menempatkan posisi antara pandangan dunia Aristotelian dan juga epicurean. di mana dalam Aristotelian alam dipahami sebagai sesuatu yang diatur oleh tujuan atau maksud dari rasionalitas Ilahi.
dengan prinsip teologis yang berarti alam memiliki tujuan tertentu yang sudah ditentukan oleh suatu Ilahi dengan urutan sebab akibat atau kasualitas yang berlaku secara universal.
dan hal ini disebut juga sebagai takdir dan epicurean di mana Alam terdiri dari benda-benda yang berinteraksi melalui hubungan sebab akibat. ini lebih bersifat materialistik yang berarti segala sesuatu di alam termasuk dewa dan jiwa dianggap sebagai sesuatu yang fisik atau material.
dan stoik berada di antara kedua ini di mana mereka memandang alam semesta sebagai sesuatu yang hidup seperti makhluk biologis atau organisme, di mana rasionalitas Ilahi memiliki hubungan dengan alam semesta seperti jiwa dan tubuh manusia.
rasionalitas ini memberikan makna dan keteraturan pada alam. meskipun semuanya tetap berjalan menurut hukum kausalitas yang universal. mereka mendasari pemikiran ini dari ajaran Heraclitus yang menyatakan bahwa api adalah asal mula dari segala sesuatu dan kemudian mengembangkan Ide ini dengan lebih detail.
Dengan mengatakan bahwa api bukan hanya elemen dasar tetapi juga prinsip pertama yang rasional dan mengatur alam semesta, mereka menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus antara dua kondisi ekstrem api kondensasi dan penghancuran.
yang berarti elemen-elemen menjadi padat dan membentuk dunia material dan terbakar kembali menjadi api.
memulai siklus itu kembali api tidak pernah benar-benar padam tapi terus-menerus membakar dengan intensitas yang bervariasi yang menyebabkan siklus penciptaan dan kehancuran. menurut stoicism dunia yang sama kembali setiap kebakaran dunia karena prinsip rasional yang mengatur alam semesta adalah kekal dan tidak berubah. yang memberikan kesimpulan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia adalah hasil dari prinsip.
ini yang berarti Segala sesuatu terjadi untuk kebaikan yang lebih besar dalam kerangka kosmik, api ini adalah simbolisasi dari sifat rasional yang mengatur dan memberi bentuk pada alam semesta. dan bagi stoik keberadaan api sebagai rasio universal di balik alam semesta menjamin bahwa segala sesuatu yang terjadi memiliki alasan dan makna.
dalam skema kosmis yang lebih besar seperti siklus musim siklus kehidupan dan kematian, pada organisme sampai sebesar siklus kelahiran dan kematian bintang di alam semesta di mana ketika meledak dalam Supernova.
bintang melepas elemen-elemen mereka kembali ke luar angkasa memulai siklus pembentukan bintang baru atau yang lebih dekat dengan kita. pertumbuhan dan kehancuran budaya yang terjadi terus-menerus dalam sejarah ini menjelaskan bahwa meskipun kita dapat melihat Chaos atau kehancuran dalam alam semesta, tetap saja Menurut para stoik itu adalah bagian dari rasionalitas alam semesta, bagian dari rencana alam semesta yang lebih besar yang mungkin tidak terlalu kita mengerti sekarang.
"segala sesuatu saling terkait satu sama lain dan ikatan yang menyatukannya adalah suci dan hampir tidak ada satu hal pun yang tidak terhubung dengan hal lainnya, karena segala sesuatu telah dikoordinasikan dan mereka bersatu membentuk satu alam semesta yang sama".
"api memakan dirinya sendiri dan menjadi lebih kuat tidak ada yang eksternal yang memberinya makan, tetapi apapun yang dilemparkan ke dalamnya akan berubah menjadi substansinya sendiri dan meningkatkan kekuatannya."
api kosmis yang merupakan simbolisasi dari sifat rasional alam semesta ini lebih dikenal oleh kalangan stoic dengan nama logos Walaupun ada beberapa yang mengatakannya sebagai Nature Zeus providence atau takdir itu sendiri. dan mereka memandang logos sebagai pre deterministic, yang berarti semua hal sudah ditakdirkan dan tidak ada yang sebenarnya bisa kita lakukan dengan tindakan Kita sebagai manusia.
untuk mengubah aturan rasional dari alam semesta ini seperti contoh yang dijelaskan sebelumnya pertumbuhan dan layu tumbuhan perubahan cuaca dan bencana alam kelahiran dan kematian dan bahkan akan nasib individu. semuanya sudah diatur oleh logos manusia yang juga merupakan bagian dari alam tidaklah terlepas dari logos ini yang membuat mereka juga diatur oleh determinisme atau takdir logos.
dan contohnya bisa kita ambil bahwa manusia sepenuhnya dipengaruhi oleh biologis dan lingkungan mereka yang tidak mereka atur sama sekali, kalau kita mencoba mengkategorikan stoicism dalam kategori kepercayaan yang kita buat. sekarang stoic bisa dikatakan sebagai panteistik karena mereka menganggap hal semesta sebagai Tuhan itu sendiri di mana Tuhan adalah hukum alam rasionalitas dari Kosmos dan semacam tenaga atau gaya yang mengarahkannya dan mengatakan bahwa stoic tidak menentang agama itu berarti memiliki dua kemungkinan.
entah yang pertama dia hanya menggunakan stoic sebagai alat dan bukan filsafat, atau dia justru menduakan Tuhannya, dalam agama yang dia maksud yang membuatnya memiliki dua Tuhan dan dua kepercayaan sekaligus, Salah satu sifat hipokrit sejati sifat-sifat para munafik.
nah dalam stoicism logos memberikan pemahaman mengenai etika mereka di mana tindakan etis itu ditentukan baik atau tidaknya dengan seberapa menyelaras dirinya dengan logos ini.
manusia meskipun berada di bawah logos mereka juga memiliki sebagian dari logos yaitu rasionalitas atau akal budi yang merupakan satu-satunya yang memiliki logos ini di antara makhluk yang bukan Dewa. yang memungkinkan mereka bisa memahami dan memilih untuk bertindak selaras dengan tatanan kosmis.
ini berdasar dari pemahaman bahwa dalam kesatuan organik kosmik setiap bagian dari alam berfungsi untuk melayani keseluruhan dan kesejahteraan yang menurut para stoic adalah pemenuhan dari fungsi ini.
di mana yang berarti kesejahteraan manusia atau kebajikan adalah penyempurnaan dari logos manusia dituntut untuk menerima kesan yang akurat hanya menginginkan apa yang rasional dan bertindak hanya berdasarkan keinginan yang rasional.
para stoic percaya bahwa kebajikan adalah satu-satunya kebaikan yang sejati dan sudah cukup untuk membawa kebahagiaan. berbeda dengan hal-hal lain yang dianggap baik seperti kekayaan atau ketenaran yang bisa disalahgunakan kebajikan selalu membawa manfaat.
bagi orang yang berbudi luhur, kebajikan dianggap cukup dengan sendirinya karena tidak ada hal yang bisa memaksa seseorang untuk menerima pandangan yang salah. menginginkan sesuatu yang tidak sesuai dengan sifat manusia atau melakukan tindakan yang tidak rasional.
Bahkan jika ada kekuatan di luar kendali manusia yang menghalangi kehidupannya rasional. rasionalitas itu sendiri tetap tidak akan terpengaruh kebajikan akan berdiri sendiri sebagai satu-satunya hal yang benar-benar bernilai tak tergoyahkan oleh keadaan eksternal.
Kita seharusnya bertindak Bukan menurut cara-cara manusia tetapi menurut cara alam semesta. Tata dunia ini adalah pemandu kita dan merupakan kebodohan untuk takut terhadap apa yang merupakan bagiannya karena alam semesta itu sendiri adalah Jumlah dari semua yang terjadi.
pandangan tentang kebajikan sebagai sesuatu yang tanpa syarat tidak terikat dan satu-satunya kebaikan ini membuat para stoic mengklasifikasikan segala sesuatu selain kebajikan ini sebagai in different atau adiaphoron yang tidak memiliki nilai.
yang berarti yang baik adalah kebajikan dan yang buruk adalah selain kebajikan. para stoic percaya bahwa kebajikan adalah satu-satunya kebaikan yang sejati. dan inilah alasan mengapa mereka menuntut kita untuk menghilangkan Hasrat.
menurut pandangan mereka jiwa manusia sepenuhnya rasional dan segala motivasi berasal dari keyakinan atau penilaian kita, dalam pandangan ini hasrat dianggap sebagai penilaian yang salah menganggap hal-hal yang sebenarnya tidak penting seperti kekayaan atau ketenaran sebagai sesuatu yang berharga atau diperlukan. untuk kebajikan hasrat ini dianggap merugikan jiwa, Karena membuat kita kurang rasional, dengan memberikan nilai lebih pada hal-hal yang tidak seharusnya penting.
karena itulah para stoic menuntut agar hasrat dihilangkan sepenuhnya, sehingga kita bisa hidup sepenuhnya selaras dengan rasionalitas, tanpa tergoda oleh keinginan yang tidak relevan.
bagi kebajikan sejati orang yang berbudi luhur yang disebut oleh para stoic sebagai orang yang bijak tidak memiliki Hasrat, tetapi justru adalah orang yang paling bahagia.
ini karena dia mempercayai sumber nilai yang ada di dalam dirinya sendiri, yang tidak bisa diubah oleh keadaan luar kebahagiaannya berasal dari kebajikan yang dia miliki bukan dari hal-hal eksternal.
hidup yang bahagia adalah hidup yang sesuai dengan neturenya sendiri. dan itu tidak bisa dicapai kecuali kita mengembangkan pikiran yang membimbing, dan Rasionalitas yang mengarahkan hidup kita.
para stoic mengakui bahwa standar untuk menjadi seorang bijak sangat tinggi namun mereka sering menggunakan socrates sebagai contoh seseorang yang mendekati
sosok bijak tersebut, meskipun menghadapi kemalangan besar seperti hukuman mati socrates Tetap tenang dan tidak tergoyahkan menunjukkan bahwa disiplin rasionalnya tidak bisa dihancurkan oleh situasi apapun.
dan kebajikan ini kalau dikategorikan bisa dibagikan menjadi empat jenis yang harus sama-sama dikejar:
- yang pertama adalah kebijaksanaan atau wisdom kemampuan untuk membedakan antara mana yang berada di dalam kontrol kita dan mana yang tidak yang berarti dapat membedakan mana yang bijak dan mana yang tidak.
- yang kedua keberanian atau Courage, keteguhan hati untuk menghadapi kesulitan rasa takut dan tantangan dengan keberanian bukan hanya berani dalam fisik tapi juga berani mempertahankan kebajikan meskipun mendapatkan kesulitan.
- yang ketiga keadilan atau Justice keadilan berarti bertindak adil terhadap orang lain memberikan apa yang seharus ya dan memperlakukan semua orang dengan hormat dan tanpa diskriminasi. stoic menekankan bahwa kita harus menghormati hak orang lain dan bertindak sesuai dengan kebenaran.
- yang keempat pengendalian diri atau temperance kemampuan untuk
mengendalikan hasrat emosi dan keinginan agar tidak terjebak dalam perilaku yang berlebihan pengendalian diri ini membantu seseorang agar tetap rasional dan tidak terpengaruhi oleh hasrat yang tidak perlu.
kebajikan-kebajikan ini dapat dicapai dengan beberapa praktik yang sering kita dengar sehari-hari mulai, mulai dari dikotomi kendali yang mengajarkan untuk fokus pada apa saja yang bisa kita kontrol dan apa yang tidak bisa kita control.
untuk mencapai kebajikan seperti yang dikatakan oleh epiktetus beberapa hal berada di Bawah kendali kita. dan beberapa tidak. pendapat kita, usaha kita, Keinginan kita, kebencian kita, singkatnya apapun yang merupakan perbuatan kita sendiri berada di bawah kendali kita, tubuh kita. harta benda reputasi jabatan dan secara umum apapun yang bukan merupakan perbuatan kita sendiri tidak berada di bawah kendali kita.
Karena manusia memiliki sebagian dari logos meskipun masih berada dalam takdir mereka masih memiliki kendali untuk menginterpretasi bereaksi dan membuat keputusan berdasarkan keadaan takdir mereka.
yang menjadi masalah adalah banyak interpretasi liar yang mengatakan bahwa stoicism mengajarkan untuk menerima secara pasif, mengatakan bahwa stoicism mendorong orang-orang untuk menoleransi apapun yang dibawa kehidupan tanpa berjuang sama sekali untuk perubahan.
Marcus aurelius justru mengatakan sebaliknya :
" sama seperti alam yang menghadapi setiap rintangan setiap hambatan dan mengatasinya menggunakannya untuk tujuan-tujuannya sendiri, mengintegrasikannya ke dalam Diri sendiri, demikian pula makhluk yang rasional dapat mengubah setiap kemunduran menjadi bahan mentah dan menggunakannya untuk mencapai tujuannya".
menurut stoicism kebebasan adalah menyelaraskan keinginan seseorang dengan keinginan alam atau logos, yang berarti menerima apa yang berada di luar kendali seseorang atau takdir. dan berfokus pada apa yang berada dalam kekuasaan seseorang.
pilihan dan penilaian seseorang fokuskan perhatianmu sepenuhnya pada apa yang benar-benar menjadi urusanmu sendiri, dan pahami dengan jelas bahwa apa yang menjadi milik orang lain adalah urusan mereka dan bukan urusanmu.
namun ada lagi dalam ekstrim lainnya biasanya dari mantra motivasi modern dari video-video motivator influencer online untuk mempertahankan positive thinking dengan stoicism. dan mengatakan bahwa mereka selalu melihat sisi positif dari semua hal terlepas dari seberapa berat keadaan dan ini salah.
stoicism justru tidak meminta kepositifan apalagi yang dipaksakan. Mereka menerima realitas yang realistis melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. bukan lebih buruk dari sebenarnya atau pesimis atau lebih baik dari sebenarnya atau optimis.
mereka mempraktikkan realisme rasional mencintai hanya apa yang terjadi yang sudah ditakdirkan tidak ada Harmoni yang lebih besar dari itu, dan juga dalam mencapai kebajikan ada praktik-praktik lain seperti
Premeditatio Malorum, Memento mori, dan yang lainnya.
Marcus aurelius sendiri di dalam meditasinya sering mengatakan:
bahwa dia akan bertemu dengan orang-orang yang buruk, dan mengatakan kepada dirinya untuk tetap bersabar dan tetap penuh dengan kebajikan. yaitu dengan mempersiapkan dirinya sendiri untuk berinteraksi
dengan orang-orang seperti itu.
dan Seneca juga menulis:
" Mari kita mempersiapkan pikiran kita seolah-olah kita telah tiba di akhir hidup. jangan menunda apapun. Mari kita hitung buku kehidupan kita setiap hari.. mereka yang menyelesaikan hidup mereka setiap hari tidak pernah kekurangan Waktu."
dan masih banyak lagi praktik-praktik yang harus dilakukan untuk mencapai kebajikan sebagai satu-satunya tujuan dan kebaikan dalam stoicism. dalam stoicism Ataraxi atau ketenangan batin bukanlah tujuan akhir melainkan produk sampingan dari kehidupan yang dihidupi secara bijaksana.
bagi para stoic jika hidup sesuai dengan kebajikan ketenangan batin akan datang dengan sendirinya, dan janganlah mengatakan diri sebagai stoic kalau yang diinginkan masihlah hal-hal fana yang tidak memiliki substansi sama sekali.
dalam pandangan stoic mau itu kekayaan, ketenaran, dan yang lainnya apalagi sampai bermain-main sebagai aktor hanya untuk dipuji sebagai orang yang bijak. bagi penonton yang hanya peduli terhadap seberapa bagus akting tersebut dan bukan pesan yang ingin disampaikan.
Janganlah mengabaikan aspek metafisik dari stoicism karena membuat semua tindakan yang dilakukan tidak memiliki substansi dan teruslah menyesuaikan diri dengan alam. dengan mencapai kebajikan sebagai satu-satunya kebaikan.
Nietzsche's War on Stoic Tranquility
Nietzsche dengan kumis tebalnya bisa dikatakan adalah yang paling bertanggung jawab dalam membakar semua dogma-dogma filsafat yang menurutnya tidak jelas dan tidak berdasar. termasuk memberikan kritik-kritik besar terhadap kebenaran-kebenaran universal yang sering kali dipromosikan oleh filsuf-filsuf sebelumnya.
dan bahkan sesudahnya, jiwanya sangat penuh dengan filsafat yang membuatnya mempertanyakan segalanya, namun dia tidak seperti filsuf-filsuf postmodernisme Kebanyakan yang hanya memberikan kritik tanpa solusi.
Nietzsche yang penuh dengan api yang membakar semuanya juga memberikan api konstruktif yang menjadi solusi, dengan itu memilih Nietzsche dan kritiknya terhadap stoicism bisa dikatakan adalah pilihan yang cukup benar sebagai fokus diskusi.
kita mulai dari theologies kosmik yang dipercayai oleh stoicism kepercayaan stoic terhadap api Heraclitus sebagai logos yang memiliki rasionalitas transenden tidak disetujui oleh Nietzsche. mengatakan bahwa yang dimaksud oleh Heraclitus adalah pandangan estetis murni terhadap realitas.
Nietzsche mengatakan:
"api adalah sesuatu yang selalu hidup kekuatan yang senantiasa aktif, bermain seperti anak menciptakan dan menghancurkan tanpa memedulikan moralitas, kita harus mengesampingkan setiap kecenderungan untuk memoralitaskan atau berpikir secara teleologis".
dia mengatakan bahwa api itu tidak memiliki tujuan moral ataupun finalitas teleologis, berbanding terbalik dengan kepercayaan stoic dengan semua ini yang memiliki tujuan yang jelas dan baik pada akhirnya. Nietzsche mengatakan bahwa api itu justru metafora realitas yang terus berubah dan bertransformasi, walaupun terkadang terlihat seperti memiliki pola.
Dia tidak memiliki arah yang ditentukan atau tujuan akhir yang mengatur Perubahan tersebut. "para stoik menafsirkan dia pada tingkat yang dangkal menyarat persepsi estetiknya tentang permainan kosmik menjadi perhatian vulgar terhadap tujuan dunia yang bermanfaat, terutama yang menguntungkan umat manusia Fisikanya menjadi di tangan mereka optimisme yang kasar".
dia menjelaskan bahwa dunia atau keberadaan yang dijelaskan melalui metafor api berakhir pada estetika dan tidak mengarah ke tujuan yang lebih baik atau lebih tinggi. seperti yang dijelaskan oleh para stoic yang mengarah pada kebijaksanaan.
kebakaran dunia , bukanlah mengenai dunia yang secara rasional berubah tapi justru berubah dengan tidak jelas. dan inilah yang dikatakan dunia sebagaimana adanya. penuh kontradiksi, tidak stabil, dan tidak terduga.
seperti sebuah karya seni. bukan mekanisme mesin yang dibayangkan oleh para stoic. Nietzsche menulis "penolakan terhadap pandangan telologis tentang dunia mencapai puncaknya di sini".
dia mengatakan bahwa para filsuf yang mencoba untuk menghindari keberubahan dan konflik dunia dengan menekankan kestabilan dan tujuan moral dan mengatakan bahwa dari sini muncul nilai-nilai decadent. nilai-nilai yang menurun hanyalah menghindari realitas kehidupan yang penuh dengan perubahan dan kontadiksi.
Nietzsche menulis :
" marilah kita berhati-hati terhadap pemikiran bahwa dunia adalah makhluk hidup.. kita kurang lebih tahu apa itu yang organic: dan Kita seharusnya tidak menafsirkan ulang sesuatu yang paling-paling terlambat, langka, dan kebetulan.. sebagai sesuatu yang esensial, universal, dan abadi seperti yang dilakukan oleh mereka yang menyebut alam semesta sebagai organisme tatanan bintang-bintang tempat kita tinggal adalah sebuah pengecualian: dan jenis keteraturan ini, Serta periode keberlangsungan yang relatif panjang yang diperlukannya sekali lagi telah memungkinkan pengecualian: dari pengecualian terbentuknya yang organic. "
Nietzsche setelah kematian Tuhan atau hancurnya semua nilai-nilai objektif dunia yang dianggap sudah menjadi kenyataan. bagi Nietzsche kita sudah kehilangan kerangka kosmik yang dapat diandalkan untuk memahami klaim bahwa alam semesta memiliki tujuan. 'karakter keseluruhan dunia, bagaimanapun adalah kekacauan yang abadi bukan dalam arti kekurangan keharusan, melainkan kekurangan keteraturan, susunan, bentuk keindahan, kebijaksanaan, dan apa pun yang kita sebut sebagai antropomorfisme estetik kita. dilihat dari sudut pandang akal, Tidak
diragukan bahwa hal-hal yang aneh, sewenang-wenang, dan kebetulan memainkan peran dominan... pengecualian bukanlah tujuan rahasia, dan seluruh proses mekanis ini mengulang nadanya Lagi dan lagi, yang seharusnya tak pernah disebut melodi.. setelah kau tahu bahwa tidak ada tujuan, kau juga tahu bahwa tidak ada kebetulan: sebab hanya ada dalam dunia yang berorientasi pada tujuan. kata 'kebetulan' memiliki makna.. Kapan semua bayangan para dewa ini akan berhenti mengaburkan kita? kapan kita akan sepenuhnya men-dewa-kan alam?.
musik tanpa melodi tidak ada kebetulan di dunia tanpa tujuan, semua nilai-nilai yang kita Junjung tinggi sebagai manusia yang telah kita tetapkan selama di dunia ini. sudah tidak ada tidak ada moral di dunia, tidak ada finalitas, tidak ada tujuan tertinggi. semuanya hanya berulang-ulang Tanpa Tujuan yang jelas.
Nietzsche mengatakan bahwa keyakinan manusia pada tujuan akhir didasarkan pada beberapa hal di antaranya adalah ketidaktahuan dan keinginan Kuat Kita akan suatu hasil.
"kita sama sekali tidak memiliki organ untuk pengetahuan, untuk 'kebenaran': kita 'tahu' (atau percaya atau membayangkan) hanya sebanyak yang bermanfaat bagi kepentingan kawanan manusia, bagi spesies: dan bahkan Apa yang disebut sebagai 'kegunaan' di sini pada akhirnya hanyalah keyakinan, sesuatu yang imajiner dan mungkin justru kebodohan paling fatal yang Suatu Hari Nanti akan menghancurkan kita".
" kita telah memproyeksikan kesalahan kita dalam membingungkan sebab dan akibat; kita menyebutnya moralitas, agama, pandangan hidup, dan akhirnya pengetahuan: kita telah menafsirkan Kosmos dalam istilah keinginan, ketakutan, kebiasaan, dan kebutuhan kita sendiri. kita salah mengerti hakikat alam semesta, memproyeksikan maksud, tujuan, dan makna manusiawi kepadanya".
segala pandangan mengenai nilai-nilai manusia di atas dunia hanyalah pandangan supranatural menurut Nietzsche. dan tidak benar-benar ada atau natural. dan dia menciptakan etika yang sesuai dengan landasan ini bukan berdasar pada nilai buatan di atas ketidaknaturalan alam semesta, tapi memberikan semuanya kepada manusia sebagai pencipta nilai. alam hanyalah apa adanya tidak ada kebaikan, kejahatan, keindahan atau kebijaksanaan, interpretasi manusialah yang membuatnya seperti itu.
"apapun yang memiliki nilai di dunia saat ini tidak memiliki nilainya sendiri menurut sifatnya alam selalu tidak bernilai, Tetapi lebih karena diberikan, dianugerahkan nilai dan kita adalah pemberi dan penganugerahnya."
bayangkan sesuatu seperti alam yang boros, dan Acuh Tak Acuh tanpa batas, tanpa tujuan... Bagaimana kamu bisa hidup sesuai dengan ketidakpedulian ini? hidup Bukankah itu justru berarti ingin menjadi sesuatu yang berbeda dari alam ini?... menganggap bahwa imperatifmu 'untuk hidup sesuai dengan alam' pada dasarnya berarti 'hidup sesuai dengan kehidupan' Bagaimana kamu bisa tidak melakukannya?... faktanya sesuatu yang sangat berbeda sedang terjadi: sementara kamu berpura-pura dengan senang hati membaca kanon hukummu ke dalam alam'
"kamu justru menginkan yang sebaliknya.. kebanggaanmu ingin memaksakan moral dan idealmu ke dalam alam.. untuk semua cintamu terhadap kebenaran, kamu telah memaksakan dirimu begitu lama, begitu terus-menerus, dan dengan kekuatan hipnosis sedemikian rupa untuk memiliki pandangan yang keliru, yaitu pandangan stoic, tentang alam, sehingga kamu tidak lagi mampu melihatnya dengan cara lain."
kesalahan stoicism memahami alam sebagai sesuatu yang diatur oleh rasionalitas Ilahi dan mendasari etika. mereka dengan itu membuat mereka gagal memahami bahwa mereka memproyeksikan norma-norma manusia ke dalam alam.
Nietzsche mengatakan bahwa nilai-nilai yang kita tetapkan dimiliki dunia hanyalah bentuk dari jiwa mereka, cara mereka memberikan makna mencerminkan struktur psikologis dan kondisi internal mereka. estetika yang terjadi di dunia menunjukkan motivasi dan pandangan hidup seseorang yang menilainya.
"Bahkan pengalaman kita dalam melihat dan mendengar adalah perubahan dalam diri kita sendiri perasaan-perasaan yang diterjemahkan kembali ke dalam bahasa yang kita pahami. Jadi perasaan bahwa kita memiliki dunia di dalam kepala kita mungkin adalah gagasan paling bodoh dan penuh kesombongan dari semuanya. "
dengan kritik yang sangat mendasar Ini Nietzsche memberikan penjelasan mengenai jiwa yang sangat berbeda dengan stoik yang berpikir bahwa jiwa itu seluruhnya terdiri dari rasio akal budi atau pikiran rasional.
Nietzsche mengatakan, bahwa jiwa justru adalah masyarakat dorongan mereka kumpulan dari hasrat yang saling berinteraksi dan bertentangan.
"jiwa hanyalah sebuah kata untuk sesuatu tentang tubuh jiwa adalah struktur sosial dari dorongan-dorongan dan afek-afek".
dorongan-dorongan ini menurut Nietzsche adalah upaya manusia untuk menegaskan dirinya mengatasi hambatan dan mencapai kekuatan dalam berbagai bentuk yang ia sebut dengan will to power.
"kita tetap karena kebutuhan menjadi orang asing bagi diri kita sendiri kita tidak memahami diri kita sendiri kita harus salah memahami diri kita sendiri karena antara kita dan diri kita sendiri tergantung sebuah tabir".
dorongan itu sendiri yang membentuk apa yang kita anggap sebagai baik, buruk, berharga, tidak berharga, penting atau tidak penting dan terkadang, kita tidak sadar bahwa dorongan-dorongan ini yang sebenarnya memengaruhi penilaian kita.
membuat kita merasa tertarik akan sesuatu atau justru terganggu akan sesuatu, dan ketidaksadaran ini membuat kita asing terhadap diri kita sendiri. kita mungkin merasa bahwa apa yang kita lihat atau dengar adalah sesuatu yang objektif. padahal persepsi kita adalah interpretasi dorongan dalam diri kita kita selalu dipengaruhi oleh orientasi emosional dan afektif yang diinduksi oleh dorongan-dorongan ini.
dengan ini Nietzsche berargumen bahwa pemikiran stoik yang mengatakan rasionalitas adalah bentuk sejati dari dunia hanyalah bentuk dorongan atau insting dari diri mereka sendiri yang menilai rasionalitas sebagai nilai yang bagus, bukan adasecara objektif di dunia.
"keinginan untuk kebenaran ini, yang akan terus menggoda kita ke dalam berbagai petualangan, kejujuran terkenal yang selama ini dibicarakan oleh semua filsuf dengan penuh hormat... pertanyaan-pertanyaan apa yang tidak diletakkan oleh keinginan untuk kebenaran ini di hadapan kita! pertanyaan-pertanyaan yang aneh jahat dan meragukan".
rasio, menurut Nietzsche tidak lebih dia adalah ekspresi dari dorongan untuk kebenaran, dorongan untuk memahami dunia dan mengungkapkan apa yang tersembunyi? bukan sesuatu yang objektif. seperti yang dikatakan oleh para stoik jadi itu tidak bisa dijadikan sebagai tujuan utama dalam hidup.
"dorongan kita untuk pengetahuan telah menjadi hasrat yang tidak gentar terhadap pengorbanan apa pun".
Nietzsche menggambarkan bagaimana pengeajaran kita akan pengetahuan telah berkembang menjadi hasrat yang Intens, yang tak kena lelah dan siap menanggung segala biaya atau pengorbanan.
keinginan akan pengetahuan tidak lagi hanya sekedar rasa ingin tahu, tapi sudah menjadi keinginan untuk menguasai seluruh diri.
"saya tidak percaya bahwa 'dorongan untuk pengetahuan' adalah Bapak filsafat, tetapi bahwa ada dorongan lain yang, di sini seperti di tempat lain, hanya menggunakan pengetahuan.. semata-mata sebagai alat."
dia menjelaskan bahwa pengetahuan sendiri pun tidaklah murni objektif. Bahkan dalam filsafat pengetahuan sering kali digunakan untuk mendukung dorongan-dorongan yang lebih dalam.
seperti kekuasaan ,pengakuan, kendali, atau bahkan estetis, pengetahuan bukanlah Tujuan akhir dari filsafat, tapi hanyalah sarana untuk filsafat itu sendiri.
"stoiksisme mungkin layak dianjurkan bagi mereka yang nasibnya tidak terduga dan yang hidup di masa-masa penuh kekerasan".
"keadaan kita tidak cukup buruk sehingga kita harus bersikap muram dengan gaya stoik" .
"ketidakpedulian dan dinginnya tiang batu yang diresepkan dan diterapkan parastoik sebagai penyembuhan untuk kebodohan demam dari hasrat".
Nietzsche memberikan argumen historis sosiologis dan psikologis yang menjelaskan bahwa stoisism itu berguna untuk orang-orang yang mengalami penderitaan di masa-masa mereka yang penuh dengan kekerasan. Namun sebagai filsafat Nietzsche tetap menolaknya
"terang siang yang paling mencolok, rasionalitas dengan segala cara, kehidupan yang dingin, terang, hati-hati, sadar tanpa naluri, yang menentang naluri, hanyalah penyakit... dan sama sekali bukan kembali ke 'kebajikan' ke 'kesehatan' ke 'kebahagiaan'... Harus Melawan naluri itulah formula dekadensi".
Nietzsche menjelaskan bahwa pendekatan hidup yang terlalu rasional hati-hati dan menekankan naluri adalah tanda kelemahan.
kehidupan yang terputus dari naluri dan dijalani melalui rasionalitas kehilangan vitalitas dan justru mengarah pada kemunduran, dengan meresepkan penyembuhan ekstrim untuk sepenuhnya menghilangkan hasrat stoikisme menghambat kesejahteraan bagi individu-individu terhebat yang mungkin dapat menyatukan dorongan mereka dan mengejar nilai tertinggi, mereka dengan penuh hasrat dari sini kita dapat melihat bahwa kritik terbesar pada stoikisme adalah pandangan objektif.
mereka yang mengatakan bahwa tatanan dunia itu rasional dan oleh karena itu membuat mereka menjadikannya sebagai alasan objektif terhadap pengejaran mereka dalam hidup yang merupakan kebajikan.
Nietzsche, di sini sangat menolak bahwa anggapan mereka tentang rasionalitas atau kebajikan adalah kebenaran mutlak dan harus di universalkan. dan yang paling parah adalah menganggap hasrat sebagai masalah terhadap rasionalitas. padahal bisa diargumenkan bahwa rasionalitas itu sendiri berasal dari hasrat.
"jiwa yang mulia memiliki penghormatan terhadap dirinya sendiri."
dan menurut Nietzsche, nilai yang tinggi adalah nilai yang dibentuk berdasar penghormatan atas diri sendiri, bukan butuh validasi dari dunia eksternal seperti para stoik. melainkan membentuknya dari dalam diri sendiri dengan menentukan apa yang sebenarnya yang kita anggap bernilai dalam kehidupan kita sendiri.
"1000 tujuan telah ada sejauh ini karena 1000 masyarakat telah ada hanya Belenggu untuk 1000 leher yang masih kurang satu tujuan yang yang kurang kemanusiaan masih belum memiliki tujuan."
yang penting bagi seseorang menurut Nietzsche justru bukanlah mengikuti satu tujuan atau nilai yang sahih, daripada yang lain karena semuanya itu adalah ekspresi dari dorongan yang diorganisasikan dalam jiwa kolektif maupun individu, yang penting justru adalah mengatur dorongan-dorongan itu sedemikian rupa hingga kita bisa hidup dengan otentik dengan kehendak kita sendiri.
"sebuah dorongan yang menguasai dorongan-dorongan lainnya disebut hasrat".
berbeda dengan stoikisme yang menganggap hasrat sebagai kegagalan rasionalitas. Nietzsche. justru Melihatnya sebagai tanda kekuatan hasrat bukanlah kelemahan atau kesalahan melainkan manifestasi dari dorongan yang berhasil menguasai dan mengarahkan tindakan kita. ketika kita merasakan hasrat yang kuat itu adalah tanda bahwa salah satu dorongan dalam diri kita telah menjadi dominasi yang mutlak, mengarahkan fokus dan energi kita pada tujuan tertentu.
misalnya dorongan untuk kekuasaan bisa berubah menjadi hasrat untuk menguasai situasi atau orang lain, sedangkan dorongan untuk pengetahuan bisa berubah menjadi hasrat untuk mengeajar kebenaran tanpa henti.
dikarenakan semua nilai tidak ada yang objektif melainkan hanyalah nilai subjektif individu. Nietzsche tidak bisa menentukan tujuan yang jelas itu sendiri yang berlaku secara universal.
"menjadi mulia.. (adalah) menjadi sama beragamnya dengan keseluruhan, sama luasnya dengan penuh."
jadi dia memberikan sesuatu yang menurutnya mulia yaitu mereka yang memiliki keterbukaan terhadap kompleksitas hidup, tidak hanya melihat kehidupan dari satu sudut pandang, tapi merangkul banyak kemungkinan kontradiksi dan keragaman yang ada.
"dia tahu bahwa dia adalah yang pertama kali memberikan kehormatan pada sesuatu; dia adalah pencipta nilai-nilai".
kriteria orang mulia menurut Nietzsche adalah mereka yang menciptakan nilai-nilai mereka sendiri, dari dorongan mereka bukan dari dunia luar.
" yang dia inginkan adalah totalitas; dia melawan pemisahan rasio, kepekaan, perasaan, kehendak... dan mendisiplinkan dirinya sendiri menuju suatu kesatuan".
kriteria lain yang dijelaskan adalah mereka yang berusaha untuk tidak memisahkan aspek-aspek dirinya. tapi justru berupaya untuk mencapai integrasi harmonis dari semuanya. membina kedisiplinan untuk mencapai suatu totalitas yang penuh di dalam dirinya.
"manusia besar... haruslah boros dan tak terkendali; keagungannya ada pada pemberian dirinya sendiri... insting untuk mempertahankan diri terputus... tekanan besar dari kekuatan yang mengalir keluar tidak memungkinkan adanya pengawasan atau kehati-hatian".
kriteria lain menurut Nietzsche, orang yang agung adalah mereka yang murah hati dan melimpah dalam sifatnya, maksudnya Nietzsche memberikan dirinya tanpa batas dan tanpa kendali.
insting untuk mempertahankan dirinya sudah terhenti karena kekuatan besar yang mengalir keluar dari dalam dirinya mendorong untuk bertindak secara ekspansif.
Nietzsche memberikan kritik besar terhadap stoikisme yang menekankan pandangan subjektif mereka mengenai rasionalitas Dengan mengatakan bahwa itu adalah tatanan alam semesta itu sendiri, dan menggunakan itu jadi landasan mereka dalam mencapai kebajikan yang mereka tekankan kepada orang-orang dan memberitahu semua orang bahwa hasrat yang merupakan pondasi awal dari pandangan subjektif mereka sebagai hal yang buruk..
Nietzsche menghancurkan semua itu Dengan mengatakan bahwa manusia Justru harus menggunakan hasrat mereka sendiri untuk penghormatan diri sendiri dengan menciptakan nilai-nilai baru yang subjektif dan tidak mendasarkan itu pada dunia yang acuh tak acuh dengan permasalahan manusia, dia yang sadar akan pemberian nilai-nilai objektif ini kepada orang-orang yang membuat orang-orang tidak bisa berkembang membakar semua itu dengan mengatakan yang sebenar nya terjadi Dia kemudian memberikan semacam simbol untuk potensi manusia.
semacam cita-cita untuk mengatasi diri sendiri kekuatan dan kreativitas tidak seperti nilai-nilai tradisional termasuk nilai kebajikan stoik yang merupakan doktrin yang dipaksakan Dia memberikan semacam ide yang mewakili proses untuk mengatasi diri sendiri.
di mana seseorang menetapkan nilai-nilai melalui pengalaman dan dorongan batin mereka sendiri yang menurutnya menjadi manusia besar ubermch.
Terima kasih sudah membaca
Posting Komentar untuk ""Kritik Terbesar terhadap Stoikisme: Apa yang Sering Diabaikan?"